Bukan K-Pop atau artis Korea yang
saya ingin bawa ke Indonesia, atau barang-barang lucu dari Korea karena
Indonesia pun punya banyak hal yang keren dan membanggakan. Namun, ini beberapa
hal atau kebiasaan yang saya alami selama saya di sana dan berharap kita bisa
mencontoh dan menerapkan di Indonesia:
1.
Kebiasaan mengantre
Saya paling kagum dengan kebiasaan mereka mengantre tanpa disuruh, well,
kebanyakan negara maju atau negara barat juga melakukannya. Mau keluar masuk di
subway atau bahkan ke WC pun mereka mengantre tanpa berniat menyela atau ngotot
minta duluanin, kalau sudah begini kita pasti bakal malu kalau gak antre juga
kan.
2.
Selalu menjaga ketenangan saat di dalam subway
Mereka sadar bahwa subway atau kereta adalah milik bersama dan mereka tau
bahwa mereka bukan satu-satunya yang ada dalam subway. Selama saya disana, saya
kemana-mana naik subway, dan selama dalam subway saya jarang sekali mendengar
mereka ribut ngobrol, well, mereka ngobrol tapi dalam suara yang pelan, bahkan
saya tidak pernah mendengar suara hp mereka, saya sempat berpikir sepertinya
mereka memasang mode silent pada hp mereka, suara hp yang saya dengar paling
banter suara keypad orang yang persis duduk di sebelah saya. Kebanyakan mereka
menggunakan earphone dan jarang menerima atau menelepon orang selama dalam
subway.
3.
Selalu berdiri di sisi sebelah kanan eskalator
kalau tidak buru-buru
Setiap naik eskalator, semua orang selalu berdiri di sisi sebelah kanan,
bagaimanapun kondisi eskalator, meskipun kita sendiri di eskalator tersebut
kita harus tetap berdiri di sisi kanan. Sisi kiri disediakan untuk mereka yang
buru-buru dan tidak berdiri diam di eskalator.
4.
Pembayaran dengan kartu yang bisa digunakan di
supermarket hingga pasar tradisional
Kata teman saya, kebanyakan orang Korea menggunakan kartu untuk
pembayaran dengan sistem debit, katanya untuk mempermudah perhitungan pajak
secara online. Jadi, kalau saya bisa simpulkan, semakin sering orang tersebut
menggunakan kartu debit untuk berbelanja maka negara akan mengetahui bahwa
orang tersebut memiliki banyak pengeluaran sehingga orang tersebut akan
mendapatkan tagihan pajak yang semakin kecil, sedangkan orang yang membayar
dengan cash, tidak akan terpantau sistem secara online, dan negara akan
menganggap bahwa orang tersebut tidak memiliki banyak pengeluaran, sehingga
pajak yang dikenakan akan semakin besar. Well, CMIIW.
5.
Taman yang bersih dan dikelola dengan maksimal
Selama saya disana, saya selalu menyisipkan agenda untuk jalan-jalan atau
mampir ke taman publik setiap hari. Tidak heran drama Korea selalu menampilkan
adegan jalan-jalan di taman, kencan atau janjian di taman. Iyalah, tamannya
cantik gitu dan lengkap, ramah anak-anak, ramah untuk hewan peliharaan, dan
sangat instagrammable.
6.
Kebiasaan menyebrang dan bagaimana mereka
menghormati pejalan kaki
Maju atau tidaknya suatu bangsa bisa dilihat dari bagaimana mereka
memperlakukan pejalan kaki (pedestrian).
Disana saya terbiasa jalan kaki, trotoar yang disediakan ramah pejalan kaki,
luas, dan sangat bersih. Setiap mau menyebrang, lampu merah benar-benar
menjalankan fungsinya, dan kita harus menunggu lampu merah menyala untuk
pengendara dan hijau untuk pejalan kaki, lengkap dengan penunjuk waktu. Saya
pernah menyebrang di perempatan kecil tanpa ada lampu merah, karena saya tidak
terbiasa untuk menoleh ke kiri lebih dahulu jadi saya menunggu jalan
benar-benar sepi daripada salah arah hehe, namun yang membuat saya kagum, semua
mobil berhenti tanpa saya minta, dan berhentinya benar-benar jauh dari saya
berdiri, sekitar tiga meter jauhnya, tidak lupa saya membungkukkan badan di
tengah jalan sebagai rasa hormat dan berterima kasih, in Korean style.
7.
Nomor antrian elektronik
Berhubung di sana segala sesuatunya adalah self service, maka jarang sekali ada pelayan yang mengantar pesanan
ke meja kita, jadinya, setiap kita memesan dan membayar di meja kasir kita akan
diberi suatu alat untuk mengambil pesanan kita nanti. Alat ini merupakan nomor
antrian, apabila pesanan kita sudah siap, alat ini akan bergetar sendiri dan
kita membawa alat ini ke ke kasir dan menukarkannya dengan pesanan kita.
Mungkin ada beberapa hal yang mungkin sudah ada atau dilakukan di
Indonesia, yang mungkin saya belum mengalaminya, dan baru saya temukan di South
Korea. Sebenarnya bukan tidak mungkin kita menjadi seperti mereka, yah kembali
kepada pribadi masing-masing sih.
No comments:
Post a Comment