2/13/13

Hanya di Jogjakarta


Kali kedua ke Jogjakarta, dalam rangka hadiah untuk diri sendiri, hehe yang sudah melewati setumpuk ujian pasca sarjana, dan juga untuk mengunjungi sahabat dekat dan teman-teman saya semasa kecil. Maklum, waktu saya kecil anggota geng saya banyak, yang sampe sekarang tetep saling berkirim kabar. 

Saya berangkat dari Bandung dengan kereta api Lodaya Malam, kelas bisnis yang harganya 153 ribu (harga Desember 2012)  kereta apinya on time yaitu berangkat pukul 20.15, saya yang memang sejak jam setengah tujuh sudah berada di stasiun sempat muter-muter dan salah jalur, setelah tiga kali bertanya dengan satpam yang berbeda dan saya masih salah menunggu akhirnya saya bertanya sama pramugari kereta api (ada gitu?) yang berdiri anggun dekat papan nama keretanya untuk meyakinkan, kalau kereta yang saya tumpangi akan lewat jalur ini, wah hebat ya, sekarang ga cuma pesawat yang ada pramugarinya. Beberapa menit kemudian keretanya dateng, dan saya pun  segera duduk manis sesuai nomor kursi.

Menurut saya sih, keretanya sih ga laju-laju amat, kalaupun laju juga paling lama sekitar tiga puluh menit,  gak kayak waktu saya naik kereta Kuala Lumpur-Hatyai yang asli kerasa banget kalau naik kereta, pemberhentiannya juga ga banyak, nah, yang ini berhentinya banyak banget, dan kerasa lama. 

Akhirnya setelah tidur ayam, merem-melek ga jelas akibat pesen kopi anget karena saya gak ada kerjaan , sampelah jam empat subuh lewat dikit di stasiun Tugu, Jogjakarta. Dan dijemput sahabat saya yang rela memantau saya sejak saya naik kereta, hingga sampai, dan kami pun menembus udara dingin Jogjakarta di subuh hari, dan mampir ke restoran fastfood karena keburu kelaperan.

Menurut saya, hal yang saya rindukan dari kota ini adalah suasananya, meskipun kalau mau jalan-jalan tergolong ribet, karena gak ada angkot, yang ada sih trans Jogja yang melewati jalan-jalan besar, atau bis-bis RAS yang ukurannya mini, becak, atau taksi untuk yang punya uang berlebih. 

Saran saya sih, kalau gak punya temen di Jogja ya lebih baik sewa motor yang kira-kira tarifnya enam puluh ribu per hari yang banyak disediain di hostel-hostel. Oh iya, kalau jalan-jalan ke Jogja nih, misalnya, nanya suatu tempat, jangan heran kalau dijawab, kalau tempat itu di utara (ngalor), selatan (kidul), barat (ngulon), atau timur (wetan), dengan patokan utara itu ya gunung merapi.  Selain itu, makanannya, maklum saya suka banget sama gudeg dan oseng-oseng mercon yang banyak di sekitar jalan KH. Ahmad Dahlan, jadilah disana makan dan nyoba ini itu, selain itu cemilan yang saya suka seperti brem solo, madumongso, kacang pedas, bakpia, dan lain-lain. Belum lagi tempat nongkrong anak-anak Jogja yang oke punya, makanannya enak-enak dan tergolong murah, juga variatif.



Bener-bener deh, Jogja trully Indonesia dengan ciri khasnya, kalau di Bandung biasa nemuin orang ngamen sambil main biola, kalau di Jogja orang ngamen dengan nari, greget banget! Narinya di zebracross hehe tapi ya pas lampu merah, mereka kan menari bukan sirkus.

Yah, kalau untuk first-timers, wajib lah ya mengunjungi beberapa candi kebanggaan Indonesia, Borobudur dan Prambanan, kalau Prambanan sih deket dari pusat kota Jogja, arah jalan ke Solo, nah kalau Borobudur, candi ini berada di Muntilan, Magelang, alias sudah masuk provinsi Jawa Tengah, belum lagi waktu saya kesana naik motor, dan asli pegel banget, dan dari jalan poros, masuk ke kompleks candinya masih jauh lagi, tapi worth it-lah. Katanya sih kalau mau spektakuler, kunjungi candi Borobudur bisa pas sunset atau sunrise, supaya dapet momen dan cahaya matahari yang keren.


Seminggu di sana sih rasanya kurang, belum puas ngunjungin ini itu, belum puas kelayapan, belum puas nyobain makan ini itu, belum puas nongkrong sama temen-temen, tapi apa daya mesti balik ke Bandung untuk segera ngurusin persiapan lulusan.

Balik ke Bandung saya menggunakan bis malem, dengan harga 110 ribu (Harga Desember 2012) yang asli udah kayak pesawat gitu, ada bantalan, selimut, kursi empuk, nyaman bangetlah pokoknya. Tapi ya dengan konskuensi pergi jam 5 sore dan nyampe Bandungnya setengah enam pagi, alias 12 jam lama perjalanan. Yah pilihannya kan gitu, more money you got the time, less money you gave the time.

2 comments: